Membangun Loyalitas Organisasi
Loyalitas berarti kepatuhan,
kesetiaan, pengorbanan, komitmen. Loyalitas, sebuah kata yang mudah diucapkan
namun sulit untuk dilaksanakan. Masalah loyalitas ini banyak dijumpai pada
orang-orang yang berada di organisasi. Saat baru pertama masuk organisasi
semangatnya begitu menggebu, seperti ada mood booster yang tiada batasnya.
Namun ketika ditengah jalan, godaan pun muncul dan mood booster pun hilang.
Disinilah godaan yang sesungguhnya, antara terus konsisten atau menghilang.
Saat ditengah perjalanan seleksi
alam ternyata bukan hanya mitos, tapi itu nyata. Yang kuat bertahan, dan yang
lemah menghilang. Akhirnya hanya orang-orang yang berniat saja yang pada
akhirnya memilih untuk bertahan. Sebuah organisasi sebenarnya tidak membutuhkan
orang yang banyak, tetapi membutuhkan orang yang berniat dan loyalitas tinggi. Tidak
banyak orang di organisasi yang mau berpikir, karena berpikir itu melelahkan.
Seperti apa yang dikatakan oleh Henry Fond “Berpikir itu melelahkan, makanya
hanya sedikit orang yang mau menggunakan otaknya”.
Didalam organisasi sebuah
tindakan juga sangat dibutuhkan selain berpikir. Terkadang melakukan sebuah
tindakan lebih baik dibanding dengan membuat konsep yang baik. Entah tindakan
itu berhasil atau gagal, yang penting kita sudah berusaha.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan mengenai loyalitas dalam organisasi. Seorang tidak akan loyalitas
apabila, ia mulai terasingkan, kegiatan organisasi yang tak ada perubahan,
keadaan yang kurang baik, kurangnya semangat berorganisasi, kurangnya komitmen
awal masuk, dan lain sebagainya.
Seorang yang mempunyai loyalitas
tinggi akan selalu berada disisi organisasinya, bagaimanapun keadaan organisasi
tersebut, entah itu tertimpa berbagai masalah, stabil bahkan mengalami
kemunduran. Disinilah loyalitas sebuah aktivis teruji.
Sumber: Toto Si Mandja
Tidak ada komentar:
Write komentar